
TERDEPAN.CO.ID,TANJUNGPINANG – Tim Search and Rescue (SAR) Malaysia telah menemukan 11 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dalam kondisi tewas akibat kapal pancung pengangkut TKI di Perairan Tanjung Balu, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia tenggelam.
Sampai dengan hari ke-enam paca kejadian, Tim SAR Malaysia masih melakukan pencarian terhadap delapan orang TKI yang dilaporkan hilang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang Budi Cahyadi melalui Kepala Seksi Operasi Eko Suprianto menyampaikan, untuk perkembangan terkini dari Maritime Rescue Coordination Centers (MRCC) Johor Malaysia terkait tragedi kapal pancung tenggelam sudah 11 orang ditemukan dengan kondisi meninggal dunia. Total korban yang ditemukan sebanyak 36 orang dari jumlah 44 orang korban.
“Meninggal dunia 11 orang diantaranya 7 laki-laki dan 4 perempuan. Sementara masih hilang 8 orang,” kata Eko setelah mendapat informasi dari MRCC Johor, Malaysia, Jumat (6/7/2018).
Ia menyampaikan, kapal pancung nahas itu bergerak dari Batam menuju Penawar, Johor Malaysia
“Pencarian sedang dijalankan oleh tim SAR Malaysia,” kata dia.
Seperti diketahui, tenggelamnya kapal pancung pengangkut TKI ilegal di Perairan Tanjung Balu, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia, Senin (2/7/2018) lalu. Dari data 44 orang penumpang kapal adalah korban selamat 25 orang diantaranya 24 laki-laki dan satu orang perempuan.
Sebelumnya, Eko menyampaikan informasi yang diperoleh bahwa kejadiannya lebih kurang 8 Nautical Miles dari bibir pantai Pantai Punggai Johor, Malaysia. Tim SAR terus berkoordinasi dengan pihak MRCC Johor dalam pencarian korban. Sejauh ini sudab 25 orang selamat dievakuasi dan satu orang meninggal dunia, sementara 18 orang lagi masih hilang.
Sedangkan tujuan pasti kapal pancung itu belum diketahui, apakah berangkat dari Malaysia menuju Indonesia dan sebaliknya. Dikarenakan kejadiaannya di perairan Malaysia, maka Tim SAR hanya bisa sebatas berkoordinasi dengan pihak MRCC Johor.
“Belum tahu dari mana mau kemana kapal pancungnyam. Dan, apabila kita diperlukan kita siap membantu. Kita terus memantau vessel traffic service (VTS),” kat dia.
Eko menghimbau kepada kapal-kapal yang melintas di perairan perbatasan Indonesia dan Malaysia melihat korban agar segera melapor ke VTS Batam. “Kalau ada kapal yang melihat korban segera melapor ke VTS Batam dan Basarnas agar ditindaklanjuti. Untuk informasi lebih lanjut akan dikabari lagi,” tutup Eko. (*)