
TERDEPAN.CO.ID,BATAM- Belasan investor asing telah menyatakan minatnya untuk terlibat langsung dalam pembangunan bandara sebagai logistics aerocity yang ditenderkan oleh BP Batam karena adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki dan tidak membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Tender perluasan Bandara Hang Nadim dilakukan BP Batam secara internasional.
Pada akhir Desember 2018, BP Batam sudah mulai melakukan tahapan pra kualifikasi bagi para investor yang berminat berinvestasi dalam pengembangan Bandara Hang Nadim pada akhir Desember 2018 dan akan berlangsung pada Agustus 2019 akan diumumkan pemenang tender dan dilanjutkan dengan tandatangan perjanjian kontrak kerja sama
Angga dalam keterangannya menyampaikan, 17 investor yang akan mengikuti lelang tender yaitu, Amerika, Kanada, Jerman, Swiss, Belgia, dan Prancis sedangkan bagian wilayah Asia yaitu dari Korea, Jepang, China, Singapura, dan Malaysia.
“Beberapa negara sudah datang langsung ke kami, seperti dari Amerika, Kanada, Jerman, Swiss, Belgia, dan Prancis, sedangkan Asia, dari Korea, Jepang, China, Singapura, dan Malaysia yang totalnya ada 17 investor, “rincinya.
Menurutnya, pada akhir Desember 2018, BP Batam sudah mulai melakukan tahapan pra kualifikasi bagi para investor yang berminat berinvestasi dalam pengembangan Bandara Hang Nadim.
” September 2019 mulai melakukan tahapan konstruksi. Tahap pertama, investor akan membangun Terminal II Bandara Hang Nadim, termasuk terminal kargo, dan merenovasi Terminal I Hang Nadim. Pengerjaannya diperkirakan memakan waktu 1,5 tahun hingga 2 tahun. Sedangkan untuk tahap selanjutnya yakni pembangunan logistics aerocity akan memakan waktu sekitar tiga hingga empat tahun,” beber Angga.
Ia menambahkan, untuk nilai investasi yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan Bandara Hang Nadim sudah mencapai Rp3,9 triliun, dimana pengembangan bandara sebagai pusat logistic dengan sendirinya akan mensupport Hang Nadim Batam menjadi pusat e-commerce.
“Untuk menuju ke arah sana maka harus dipersiapkan legal standingnya, regulasi yang akan mendukung Batam sebagai pusat e-commerce. Kami sedang dalam progres berbicara dengan Direktur Jenderal Bea dan Cukai membahas aturan yang mendukung ke arah itu (e-commerce),”paparnya.
Dalam keterangannya, Angga menjelaskan, untuk pengembangan Bandara Hang Nadim, telah mendapatkan dukungan dari Kementerian Perekonomian, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan kementerian terkait lainnya. Sekadar diketahui, luas areal Bandara Hang Nadim Batam yang mencapai 1.750 hektare.
“Yang baru terpakai saat ini sekitar 350 Ha, sehingga masih ada sekitar 1.400 Ha yang akan kami kembangkan,” tutupnya.
Delano Dalo, Project Director PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), sebagai pelaksana fasilitas pembangunan Bandara Hang Nadim Batam, mengatakan, pihaknya akan membantu BP Batam dalam merealisasikan rencananya mengembangkan bandara sebagai kawasan kota yang terintegrasi, tak hanya sebagai basis logistik tetapi juga pusat e-commerce di Tanah Air.
“Kami akan membantu memfasilitasi sehingga BP Batam mampu menemukan investor yang tepat mengembangkan kawasan Hang Nadim Batam,” ujar Delano.
Turut hadir dalam konferensi pers ini, yakni Irawati Hermawan, Managing Partner Hermawan Juniarto (penasihat transaksi legal), dan Agung Wiryawan, Direktur PT Pricewaterhouse Coppers Indonesia Advisory (Penasehat Transaksi Finansial Teknis). (*)