BATAM,TERDEPAN.CO.ID- Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani tiba di Dermaga Logistik Pelabuhan Sekupang Batam, dalam rangka press releas penangkapan Sabu sebanyak 1,6 Ton (81 karung) dari empat tersangka berkebangsaan China, jumat (23/02/18).
Tito dalam dialog tanya jawab bersama awak media nasional dan lokal menyampaikan penegasan terhadap seluruh jajarannya untuk menindak tegas terhadap Bandar narkoba yang melakukan perlawanan dengan menembak mati.
“Terlepas adanya pro dan kontra terhadap penegakan hukum yang tegas dan keras, Saya sudah perintahkan untuk menembak mati bagi yang melawan, “ tegasnya.
Ia menyampaikan, upaya kerjasama bersama TNI, BNN dan Otoritas Internasional terus di lakukan, dan operasi rutin akan di lakukan secara tertutup, guna mencapai hasil yang maksimal.
“ Indonesia Menjadi Market Yang potensial bagi jaringan Narkotika Indonesia dan kemudian apakah di lakukan kerjasama? ya ! kita akan lakukan kerjasama bersama TNI dan BNN dan operasi akan di lakukan secara tertutup dengan bekerjasama Otoritas Internasional, supaya bisa mencapai hasil yang maksimal, “terangnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan yang sama menyampaikan, kedepannya akan terus meningkatkan kinerja dan kemampuan wilayah laut dan darat dengan mengalokasikan anggaran untuk membeli peralatan yang mampu mendeteksi.
“Kita akan terus melakukan peningkatan dan kemampuan wilayah laut dan darat melalui anggaran untuk membeli peralatan yang mendeteksi, yang akan di alokasikan untuk keperluan TNI AL, TNI AD, Lembaga Kepabeanan (Bea dan Cukai) dan Badan Intelegen, ‘paparnya.
Ia menambahkan dengan adanya tangkapan sabu selama dua bulan terakhir ini menunjukan suatu dinamika bahwa Indonnesia dianggap sebagai market yang potensial bagi jaringan internasional.
“ Indonesia ini dianggap sebagai market yang besar, apalagi kalau di lihat saat ini pertumbuhan ekonomi menengah keatas sudah mulai bertumbuh dan apabila di lihat dari frekuensi selama dua bulan terakhir ada penagkapan 2,9 ton dengan 57 kasus di banding tahun lalu sebesar 2,1 ton untuk satu tahunnya yang menunjukan frekuensi mencobanya sangat tinggi,” jelasnya.
Sri Mulyani mengingatkan, seluruh elemen untuk melakukan perbaikan yang cukup keras dalam bekerja, karena mengingat ancaman semakin lama semakin tinggi karena Batam merupakan daerah yang cukup rawan sebagai lalu lalang penyelundupan barang yang berbahaya bagi Negara Republik Indonesia. IKA