
TERDEPAN.CO.ID, JEPANG- Puluhan orang telah tewas dan 2 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka setelah hujan lebat menghantam barat daya Jepang, memicu banjir besar dan tanah longsor yang mematikan.
Pihak berwenang mengatakan bahwa 85 orang tewas, 6 berada dalam kondisi kritis dan setidaknya 58 orang hilang, menurut stasiun televisi Jepang NHK.
“Rekor hujan di berbagai bagian negara telah menyebabkan sungai-sungai meluap, dan memicu banjir besar dan tanah longsor di beberapa daerah,” kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, Minggu.
Orang-orang menunggu untuk diselamatkan di atap sebuah rumah di Kurashiki, Prefektur Okayama.
Ratusan rumah hancur atau rusak. Secara keseluruhan, delapan prefektur telah terpengaruh, termasuk Kyoto dan Hiroshima.
“Saya pergi ke rumah keluarga ayah saya tetapi itu tidak ada harapan,” kata seorang pria. “Kami berharap menemukan dua orang tetapi masih tidak dapat menemukannya.”
Badan Meteorologi Jepang meningkatkan sistem peringatannya ke tingkat tertinggi di wilayah besar Jepang barat, sambil mengangkat peringatan di wilayah lain.
Personel militer Jepang mengevakuasi warga di Kurashiki, Prefektur Okayama.
Penyiar publik Jepang NHK melaporkan sekitar 364 milimeter (14,3 inci) hujan turun antara pukul 5 pagi hingga 7 pagi di kota Uwajima – sekitar 1,5 kali rata-rata curah hujan bulanan untuk bulan Juli.
Di Sukumo City di prefektur Kochi, 263 milimeter (10,3 inci) hujan turun dalam dua jam, NHK melaporkan.
Bangunan tempat tinggal sebagian terendam air banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di Kurashiki, Prefektur Okayama, Jepang barat daya, Sabtu, 7 Juli 2018.
Hujan lebat diramalkan akan terus berlanjut hingga Minggu di barat dan timur, kata pejabat dinas Minako Sakurai kepada wartawan.
Setidaknya 4 juta orang telah disarankan untuk mengevakuasi daerah sekitarnya. Pejabat pemerintah memperingatkan orang-orang di daerah yang terkena bencana bahwa mereka berisiko untuk tanah longsor, banjir, hembusan angin dan kondisi cuaca ekstrim lainnya.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan 54.000 personel telah dimobilisasi untuk upaya pencarian dan penyelamatan, NHK melaporkan.
Sumber : CNN