BATAM,TERDEPAN.CO.ID- Shelly Akbar lelaki asal Muara Rupit, Sumatera Selatan, 4 april 1991 ini harus berurusan dengan aparat Kepolisian Polsek Batam Kota, karena ketahuan telah mencuri sepatu milik Jemaah yang lagi menjalankan sholat jumat di Masjid Agung Batam Centre Kota Batam, jumat (27/04/18).
Shelly yang memiliki perawakan tinggi dengan kulit bersih ini di ketahui oleh Jemaah masjid usai sholat jumat sedang memakai Sandal yang bukan miliknya, ketika di tegur, oleh salah satu Jemaah, Ia mengaku salah memakai Sandal alias keliru.
Alih-alih alibi kebohongannya terbongkar, ketika Jemaah tersebut mengamati Sandal yang dipakai Shelly bukan sebelah, namun sepasang Sandal yang telah melekat di kakinya. Tak pelak kecurigaanpun di tujukan kepadanya. Ketika Jemaah memeriksa isi tas yang di bawanya, ternyata di dalamnya ada dua pasang sepatu yang di duga bukan miliknya tapi hasil curian.
Mengetahui kebobrokannya terbongkar, Shelly sempat mau melarikan diri namun keburu diamankan oleh para Jemaah dan security yang sedang bertugas di dalam area Masjid tersebut.
Diantar oleh salah satu security dan aparat kepolisian Polsek Batam Kota, akhirnya Shelly di gelandang dengan telanjang kaki dari Masjid Agung Batam Kota menuju kantor Polsek Batam Kota yang tak jauh dari tempat tersebut dengan teriakan para pelajar yang kebetulan sedang ada di area tersebut.
Dari pengakuan sementara kepada aparat Kepolisian, shelly mencuri Sandal karena desakan ekonomi yang menderanya.
Kapolsek Batam Kota Kompol Firdaus mengatakan, akan memanggil pihak-pihak terkait termasuk keluarga dan korban untuk dilakukan pendalaman apa motif pencurian tersebut, dan meminta kepada korban untuk melakukan pelaporan atas kecurian barang yang telah di lakukan tersangka.
“ Kita panggil korban untuk melapor dan nanti akan kita Tanya lebih lanjut keterangan tersangka, untuk saat ini korban kita amankan sampai proses selesai. “ papar Firdaus.
Kejadian atas kasus pencurian Masjid Agung Batam Centre ini sendiri, menurut Halim, salah satu security yang ikut membawa Shelly ke kantor Polisi mengatakan, bukan sekali ini saja, namun sudah sering terjadi dan rata-rata pelakunya adalah anak remaja tapi juga ada yang masih menjadi pelajar sekolah.
Ia berpendapat, pencurian seperti ini bukan hanya di lakukan perorangan tapi sudah ada komplotan yang lainnya.
Dari segi pengalaman, jumlah security yang menjalankan tugas berjumlah tujuh orang namun setiap shipnya ada dua orang yang berjaga di sana. Sedangkan aparat Kepolisian bertugas mengatur lalu lintas di seputar area Masjid.
“ Saya sudah bekerja disini selama 18 tahun dan yang Saya ketahui sudah seringkali ada yang melaporkan kehilangan sandal maupun tas, dan rata-rata pelakunya anak usia remaja/ pelajar, bisa jadi kejadian seperti ini tidak sendiri tapi ada komplotannya, “tuturnya.
Dalam keterangannya Firdaus, berpesan kepada para Jemaah agar mengamankan barang-barang berharga dengan menitipkan di tempat penitipan yang sudah di sediakan untuk menghindari pelaku kriminal berbuat jahat. IKA